Follow us on Facebook

Friday, September 30, 2011

Masih ada yang peduli

Hari ini jadual seperti biasa di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (okay, cuba sebut laju-laju muahaha!). Dari pukul 9-12pm, pergi Poli Umum Anak. Pasien pertama masuk. Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun. Baju compang camping dan kotor. Dari segi luaran, nampak anak ni tak terurus. Tapi bila tengok orang yang bawa dia ke Poli, smart habis cam nak pegi kantor (pejabat).

Bila dah start anamnesis, ternyata orang yang bawa anak malang ini ialah orang yang lalu lalang di tepi jalan. 2 minggu yang lalu, anak tersebut telah terlindas mobil di kaki kirinya (kaki kiri kena gilis kereta). Dibawa ke rumah sakit yang namanya dirahsiakan dan di situ, dia hanya menerima perawatan luka SAHAJA. Okay, what in the world were they thinking?? (oh, terEnglish la pulokkk hahaha). Maksud saya, dari history-taking je dah tau anak ni kaki dia tergilis kereta. What do you expect? Takde pulak nak suspect fracture? Maybe they didn't even do any physical examination on this poor kid. Range of motion sangat terbatas. Dorsoflexion extension, eversion dan inversion tidak dapat dilakukan. Tapi mungkin orang yang langgar anak ini hanya nak cover expenses for basic treatment je. Yelah, radiology mahal dan tiada siapa nak tanggung. But supposedly, the culprit that ran over him should be the one to blame. He should have covered all the medical expenses needed.

Setelah menerima perawatan, anak ni pulang ke rumah seperti biasa. Turns out that both of his parents died a few years ago. Meninggal sebab Tuberculosis dan HIV. Sekarang tinggal bersama nenek dan dua orang adiknya. Adik kedua, takde cerita. Adik ketiga, dah kena HIV. Yang abangnya ni pulak, ada Tuberculosis paru. But the doctor decided not to give any treatment due to low compliance which the child will later on develop resistant TB.

Part yang paling sedih bila nenek anak ini cam buat endah tak endah. Luka di kaki masih belum sembuh dan sudah ada secondary infection. Bila disuruh cucunya jangan mengamen (minta derma di jalanan) sebelum kakinya sembuh, dia siap boleh cakap "Habis, kalau ga ngamen, emang saya mau makan apa?". Dammit nenek. Can't you see this poor child suffering?? He couldn't even walk properly for God's sake! Dari gaya percakapan, ternyata nenek ni hanya ingin dengan dunianya sendiri. She looks properly dressed tapi cucu-cucunya.... (fill in the blank yourself)

Saya sungguh terharu dengan wanita muda berbaju merah tadi. She was just an outsider (not a social worker, mind you!) who happened to meet the child by the roadside, limping. Waktu cuci luka tadi, walaupun sakit, anak tersebut tidak sedikit pun menangis. He was strong. Wanita tadi siap memeluk anak tersebut supaya menahan kesakitan. Sekali tengok, serious, rasa macam wanita tersebut menganggap itu anaknya. She hopes to get the child a foster home and has everything in planning. Sebelum ini, memang gadis inilah yang mengambil berat tentang apa yang berlaku kat anak ini dan adik-adiknya. I was amazed, mesmerized by the kindness shown. She's young and so pure at heart.

This reminds me to show more empathy to every patient that comes to see me. Tak kisahlah taraf ekonomi dia tapi even words could make a person happier. Lepas ni, kalau tengok ada anak yang mengamen, for sure akan ingat kat anak ni. :') To that unknown lady, thanks for the life lesson. I promise that I would be a good doctor one day. ^___^


Ps. Mannnn.. I should have written everything in English. So messed up!

No comments:

Post a Comment